Hukum Dan Tata Cara Mandi Junub

haid

Hukum bersuci atau mandi setelah haid adalah wajib sesuai dengan  perintah agama. Tanda bahwa seorang perempuan telah suci dari haid apabila sudah tidak ada darah yang mengalir, sudah tidak ada bekas bercak darah berwarna kecokelatan. Setelah tidak ada bercak darah, wajib bagi setiap perempuan untuk mandi hadas besar, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  لِفَاطِمَةَ اَبِيْ حُبَيْسٍ اِذَااَقْبَلَةِالْحَيْضَةُ فَدَاعِيَ الصَّلاَةُ وِاذَاأَدْبَرَتِ فَغْتَسِلِيْ فَصَلّيِ (رَوَاهُ الْبُخَارِيْ)
Artinya : Rasulullah SAW berkata kepada Fatimah binti Abu Hubaib: “Apabila datang haid itu, hendaklah engkau tinggalkan salat dan apabila habis haid, hendaklah engkau mandi atau salat.  (HR. Bukhari)

Yang diwajibkan mandi hadas besar bukan hanya orang yang sedang haid tetapi juga beberapa sebab, diantaranya:

  1. Keluar mani/sperma atau mimpi basah bagi laki-laki
  2. Selesai nifas, darah yang keluar setelah melahirkan dengan masa keluar paling lama 40 hari
  3. Selesai jima’ (berhubungan antara suami istri) baik keluar mani ataupun tidak
  4. Keluar haid

Tata Cara Mandi Setelah Haid

Setelah darah haid berhenti mengalir, maka wajib bagi seorang perempuan mandi wajib dengan tata cara sebagai berikut :

Dari A’isyah ra. beliau menyatakan: “Kebiasaannya Rasulullah SAW apabila beliau mandi junub, beliau memulai dengan mencuci kedua telapak tangan, berwudhu’ seperti wudhu’ beliau tatkala hendak shalat, kemudian memasukkan jari jemari kedalam air sehingga beliau menyilang-nyilang dengan jari jemari pada rambutnya, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh tubuh beliau”. (HR. Al Bukhari dalam Shahihnya hadits nomer 248 (Fathul Bari) dan Muslim dalam Shahihnya hadits ke 316).

Rasulullah SAW selalu memasukkan air ke sela-sela rambut beliau dengan jemarinya. Ini juga merupakan salah satu cara agar air yang disiramkan dapat menyentuh seluruh kulit tubuh, termasuk kulit kepala yang terhalang oleh rambut.

 Berikut tata cara mandi besar:


  1. Membaca basmalah dan  berniat menghilangkan hadas besar melalaui mandi setelah itu membasuh kedua telapak tangan tiga kali
  2. Beristinja’ dan membersihkan segala kotoran yang terdapat pada kemaluan 
  3. Berwudu’ seperti ketika hendak melaksanakan sholat
  4. Membasuh kepala dan kedua telinga sebanyak tiga kali 
  5. Selanjutnya menyiramkan air keseluruh tubuh

(Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah, 95:1996).
Niat, mandi hadas besar harus diniatkan ikhlas karena Allah dalam rangka mentaatinya untuk ibadah kepada Allah SWT.

Kalimat niat mandi wajib sebagai berikut :
بِسْمِ الله الرّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَاثِ الْأَكْبَارِمِنَ اْلحَائِضِ فَرْضاً لِلِّه تَعَالي
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari haidl, fardlu karena Allah Ta’ala ".

Hikmah yang terkandung dibalik perintah mandi wajib 

Setelah haid atau junub sebagai cara pembersihan diri dari tercemar bakteri yang ditimbulkan.
Pekerjaan sunnah yang dilakukan ketika mandi wajib adalah sebagai berikut :
1). Menghadap kiblat
2). Membasahi tubuh sebanyak 3 kali
3). Membasuh kemaluan
4). Berwudhu sebelum memulai mandi
5). Menggosok-gosok badan dengan tangan

Add Comments


EmoticonEmoticon