Mengoptimalkan Perangkat Pembelajaran Kelas 1 SD/MI Kurikulum Merdeka dengan Pendekatan Deep Learning - Era Kurikulum Merdeka membawa angin segar dalam dunia pendidikan Indonesia, mengedepankan pembelajaran yang lebih relevan, mendalam, dan berpusat pada siswa. Untuk kelas 1 SD/MI, ini berarti menciptakan fondasi belajar yang kokoh dan menyenangkan.
Namun, bagaimana jika kita mengintegrasikan pendekatan deep learning (pembelajaran mendalam) dalam penyusunan perangkat pembelajaran? Ini bukan tentang teknologi kecerdasan buatan, melainkan sebuah kerangka pedagogis yang mendorong pemahaman esensial dan transfer pengetahuan.
Memahami Deep Learning dalam Konteks Pendidikan
Istilah "deep learning" dalam pedagogi merujuk pada pembelajaran yang melampaui hafalan fakta, menuju pemahaman konseptual yang kuat, kemampuan mengkoneksikan ide, dan kapasitas untuk mentransfer pengetahuan ke situasi baru. Ini berlawanan dengan "surface learning" yang hanya berfokus pada ingatan dan reproduksi informasi.
Dalam konteks kelas 1 SD/MI, deep learning berarti:
- Siswa tidak hanya tahu cara menghitung, tetapi juga memahami konsep di balik angka dan dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Siswa tidak hanya menghafal huruf, tetapi juga memahami bagaimana huruf membentuk kata dan kalimat, serta dapat menggunakannya untuk membaca dan menulis.
- Siswa tidak hanya meniru, tetapi juga memahami alasan di balik aturan sosial dan norma.
Komponen Perangkat Pembelajaran Kelas 1 SD/MI Kurikulum Merdeka Pendekatan Deep Learning
Perangkat pembelajaran yang mengadopsi pendekatan deep learning akan memiliki fokus yang berbeda pada setiap komponennya:
- Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP):
- Modul Ajar (Pengganti RPP):
- Pertanyaan Esensial/Pemantik: Mulai pembelajaran dengan pertanyaan yang mendorong rasa ingin tahu dan pemikiran mendalam, misalnya "Mengapa kita perlu tahu angka?" atau "Bagaimana cara kita memberitahu orang lain apa yang kita pikirkan tanpa berbicara?".
- Aktivitas Berbasis Masalah/Proyek Sederhana: Ajak siswa memecahkan masalah konkret yang relevan dengan kehidupan mereka. Contoh: menghitung berapa banyak kue yang dibutuhkan untuk semua teman, atau membuat cerita sederhana dari gambar.
- Eksplorasi Konsep: Berikan kesempatan siswa untuk menemukan konsep sendiri melalui percobaan atau manipulasi benda konkret, daripada langsung diberi tahu.
- Koneksi Antar Materi/Disiplin Ilmu: Tunjukkan bagaimana satu konsep terhubung dengan konsep lain, atau bagaimana matematika berhubungan dengan seni, atau bahasa.
- Refleksi: Libatkan siswa dalam merefleksikan apa yang mereka pelajari dan bagaimana itu relevan dengan kehidupan mereka. Ini bisa berupa gambar, cerita lisan, atau ekspresi sederhana lainnya.
- Buku Teks dan Sumber Belajar Lainnya:
- Menyajikan konsep inti secara visual dan naratif yang menarik.
- Menyertakan pertanyaan pemantik dan aktivitas yang mendorong pemikiran.
- Memberikan contoh nyata dan relatable.
- Guru dapat melengkapi dengan media konkret (balok, kartu gambar), permainan edukatif, dan cerita yang memicu imajinasi dan pemahaman mendalam.
- Asesmen Diagnostik, Formatif, dan Sumatif:
- Asesmen Diagnostik: Mengidentifikasi pengetahuan awal dan kesalahpahaman siswa.
- Asesmen Formatif: Dilakukan secara berkelanjutan (observasi, diskusi, respons siswa) untuk mengukur pemahaman mendalam, bukan hanya jawaban benar/salah. Misalnya, meminta siswa menjelaskan "mengapa" mereka melakukan sesuatu.
- Asesmen Sumatif: Bisa berupa proyek sederhana, presentasi lisan, atau demonstrasi keterampilan yang menunjukkan pemahaman konseptual.
Mengapa Pendekatan Deep Learning Penting untuk Kelas 1?
Mengintegrasikan deep learning sejak dini sangat fundamental karena:
- Membangun Fondasi yang Kuat: Anak-anak yang diajarkan untuk memahami konsep sejak awal akan lebih mudah menguasai materi yang lebih kompleks di jenjang berikutnya.
- Meningkatkan Motivasi Belajar: Ketika anak melihat relevansi dan tujuan di balik apa yang mereka pelajari, mereka menjadi lebih termotivasi dan terlibat.
- Mengembangkan Keterampilan Abad 21: Pemikiran kritis, pemecahan masalah, kreativitas, dan kolaborasi adalah hasil alami dari pembelajaran mendalam.
- Mengurangi Beban Hafalan: Fokus pada pemahaman mengurangi tekanan untuk menghafal tanpa konteks, membuat belajar lebih menyenangkan dan efektif.
Implementasi di Kelas: Peran Guru
Guru memegang peran sentral dalam mengimplementasikan pendekatan deep learning. Guru harus menjadi fasilitator, pemantik diskusi, dan pendorong eksplorasi. Mereka perlu:
- Memahami tujuan inti dari setiap materi.
- Merancang pertanyaan yang memicu pemikiran mendalam.
- Menciptakan lingkungan belajar yang aman untuk bereksperimen dan membuat kesalahan.
- Memberikan umpan balik yang konstruktif dan berfokus pada pemahaman.
Unduh Perangkat Pembelajaran Kelas 1 SD/MI Kurikulum Merdeka
Bagi Bapak/Ibu yang membutuhkan Administrasi Pembelajaran untuk kelas 1 silahkan anda dapat mengunduhnya disini
Demikian yang dapat mimin bagikan terkait Perangkat Pembelajaran Kelas 1 SD/MI Kurikulum Merdeka dengan pendekatan deep learning ini semoga bermanfaat